Segala alam terjadi meliputi manusia dan benda yang hidup maupun mati. Dan apa yang terjadi padaku pula yang akan mempengaruhi alam sekitarku. Maka, disini aku akan berbagi apa yang ku rasa, fikir, alami, dan ingin bagikan. Aku hanya ingin berbagi :) -K-

Kamis, 10 Januari 2013

Teori Uji Kadar Kedewasaan (Penemuan TerbaruKu)

Hallo :D
Lama nggak ngepost nih :)
Mau share aja kalo sekarang aku udah kuliah di London School of Publik Relation Jakarta.

Dan malam ini aku balik lagi karena secara nggak sengaja semalem aku nemuin sebuah hal yang sangat amat 'WOW' buat ku sendiri. Ya walaupun semalem udah sempet share ke pacar kalo ternyata apa yg ku temukan ini 'katanya' udah ada atau udah pernah di temuin sebelumnya, tapi aku nggak perduli. Karena hal ini nggak ku temuin dari sebuah search engine or berita manapun. Aku temuin itu SENDIRI, tanpa ku sengaja. Dan aku seneng sadar akan itu :D

Okok.
So let's begin the explanation.

Jadi gini sobat, beberapa hari yang lalu bokap ku tuh beliin kita sekeluarga pisang. Ya sesisir pisang gitu deh. Dan bokap itu emang sangat suka beliin aku dan nyokap buah, cuma biasanya beli nya bareng, dan kemaren pisang ini tuh dia beli sendiri dengan seleranya. Trus karena memang aku suka buah, terutama aku memang orang yang nggak begitu suka makan nasi, maka ku makan lah pisang itu.

Pas kemarin malam bokap baru pulang kerja, dan dia dengan sambil makan pisang yang dia beli tersebut bilang sama aku "ndok, pisangnya di makan lah, udah bapak beliin loh ini." aku yang merasa bokap memang berharap apa yang dia belikan untuk keluarganya itu di makan pun langsung loncat menuju dapur dan mengambil sebuah pisang. Sambil sedikit celotek aku bilang saja "pak, inin pisang kulit nya tipis aja."

Bokap yang masih mengunyah dengan seksama pun berkata "oh iya, bapak pilihkan yang muateng banget. jadi kulitnya tipis. biar di makannya mantep." di sini entah kenapa aku hanya merasa pisang dengan kulit tipis walaupun mateng tapi ngupasnya sedikit lebih susah. Pertama karena aku mungkin kurang mahir dalam mengupas, kedua, pas di kupas kulit pisang yang cuma segaris - if you know what i mean- itu masih nempel di pisangnya yang bikin pisang jadi pait kalo ikut kemakan.

Lalu dia pun liat ada pisang yang di kasih ke nyokap tadi pagi dan nyokap lupa makan, dia terlihat agak esel gitu. dan malam ini pun begitu "ndok pisang mbok ya di makan to, di beliin bukannya di makan malah busuk di buang gitu aja gimana sih!" dan karena aku ini anak yang teramat jujur, maka aku hanya bilang "pak, itu ngupas pisang nya susah. kupasin #dengan nada memelas + manja#" dan bokap pun akhirnya ngupasin pisangnya ^^


Dan seketika aku mikir, (mikirnya sih kemaren lho bukan hari ini, cuma kemaren udah terlalu larut buat ngetik ^^) nggak aku, nggak adek, apalagi nyokap. Kita semua punya kesukaan masing-masing terhadap makanan. dan dari makanan pula kita bisa bertahan hidup. Ya paling nggak buat menjaga stamina kita dalam sehari lah. Contohnya aja aku bisa kuat sehari cuma makan roti sekali dan minum susu segelas dan makan gorengan di jam makan siang, sisanya hanya minum air mineral. dan tentunya keadaan itu nggak terus menerus terjadi secara berkala.

Dan dari kasus bokap ini, aku sedikit nginget beberapa kasus serupa yang terjadi sebelumnya. Dan aku mikir, kayaknya makanan khususnya buah (yang punya tingkat kematangan berbeda-beda dan proses pematangan yang berbeda pula) punya pengaruh yang cukup bisa di akui existensinya.

Dalam bahasa simpelnya bisa di katakan ada saat dimana seseorang yang dewasa dengan tingkat kematangan yang bisa diakui lebih memilih untuk sejenak menjadi kekanak-kanakan. kadang pula karena bimbingan dalam kehidupan sehari-hari, seorang pemuda belia pun dapat bersikap dewasa. Dan dari bagaimana seseorang tersebut memilih makanannya, khususnya buah. maka kita dapat melihat bagaimana karakteristik seseorang tersebut walaupun hanya dalam saat yang singkat.

Seperti kala seseorang membeli buah, tidak bisa kita samakan buah apel dengan durian, atau pisang dengan buah naga. Tingkat kematangan buah, lamanya proses pematangan buah tersebut setelah di panen atau saat akan di konsumsi. dan pada tingkat kematangan yang seperti apa buah tersebut di beli serta waktu pengkonsumsian buah tersebut. Dari sinilah kita dapat sedikit mengetahui seperti apa orang tersebut. tingkat kedewasaannya, pola cara berfikirnya, keinginanya akan sebuah kedewasaan selain dirinya (apapun itu bisa manusia hewan atau tumbuhan lainnya yang ada di sekitarnya.) dan tentunya kita dapat mengetahui selera dia dalam engkonsumsi makanan (tidak hanya berlaku untuk buah).

Semua faktor diatas akan berpengaruh secara tidak langsung dalam pola kehidupan seseorang dalam kesehariannya. mengingat kembali bahwa makanan (tanpa terkecuali buah) merupakan bahan bakar penunjang manusia untuk melangsungkan kehidupan.

Tidak hanya dilihat dari tingkat kematangan tersebut bagaimana seseorang dan keadaan yang sedang di alaminya membuat dia akan 'pilih-pilih' dalam urusan konsumsi. Saat seseorang lebih memilih untuk makan daging ketimbang sayuran, atau saat seorang sangat mencintai sayuran melewati batas normal orang lain, atau bahkan saat seseorang hanya menyukai satu jenis makanan dan hanya itu saja yang terus di konsumsinya selama berhari-hari tanpa ada rasa bosan.

Kecendrungan seseorang pada urusan Kebutuhan Pokok nomor 1 Manusia ini sangat membantu manusia lainnya untuk saling mengerti. Dulu, ayahku pernah berkata; "bapak kalo mau nilai orang nggak usah susah-susah, ajak aja dia makan bareng. Bisa yang resmi ala Kerasaaj Inggris, lesehan, bahkan makan di daerah kumuh." dan dari semenjak saat itu aku pun selalu terngiang akan kata-kata ayahku itu dan terus mempraktekannya stiap berteu dengan orang yang kiranya akn menjadi teman dekat ku.

Mungkin ini bukan teori yang terbilang 'WAH' karena hanya ku temukan secara tidak sengaja. Namun ketidak sengajaan ku tersebut yang membuatku semakin penasaran dengan rahasia yang di miliki umat yang bernama manusia. Terlalu banyak misteri di balik kehidupan mereka dan segala pola peradaban yang terjadi sejak penciptaan mereka bermilyar-milyar tahun silam hingga era yang terbilang moderen ini.

Dan walaupun Teori ini baru ku praktekkan ke beberapa anggota keluarga ku dan beberapa teman dekat ku, aku sedikin menuai kepuasan yang cukup melegakan 'Hanya untuk ku'. aku berharap dari tulisan ku ini aku bisa membuat sedikit hal yang mungkin tidak kita dasari dalam mencari 'sesuatu' dapat membantu kalian. dan atau mungkin kalian berminat untuk berbagi ddengan ku tentang pa yang ku temukan ini agas semakin berkembang? :)


-K-